Latar Belakang Agresi Militer Belanda 2 pada 1948

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang Latar Belakang Agresi Militer Belanda 2, penyebab agresi militer belanda 2, agresi militer belanda 2, penyebab agresi militer belanda 2, agresi militer belanda ii, agresi militer belanda ke 2, dan latar belakang  agresi militer belanda ii.


Pertikaian yang terjadi di kalangan Republik akibat dari perjanjian Renville, kegoncangan di kalangan TNI, serta penumpasan pemberontakan PKI di Madiun menyita kekuatan Republik Indonesia.

Situasi itu memberi kesempatan bagi Belanda untuk menekan Republik Indonesia. Perundingan-perundingan yang dilakukan di bawah pengawasan KTN selalu menemui jalan buntu.

Pada tanggal 13 Desember 1948, Mohammad Hatta meminta kembali KTN untuk menyelenggarakan perundingan dengan Belanda.

Pada tanggal 18 Desember 1948, Dr. Beel menyatakan bahwa pihak Belanda tidak mengakui dan tidak terikat lagi dengan perjanjian Renville Oleh karena itu Belanda merasa bebas melaksanakan agresi terhadap Republik Indonesia.

Belanda dengan seluruh kekuatan melakukan Agresi Militer II pada tanggal 19 Desember 1948 dengan menyerbu Yogyakarta. Lapangan terbang Maguwo dapat dikuasai Belanda.

Serangan Belandake Yogyakarta dilakukan sangat mendadak. Dalam waktu yang relatif singkat, Yogyakarta dapat dikuasai Belanda. Para pimpinan RI ditangkap Belanda. Para pemimpin RI yang ditangkap Belanda antara lain Soekarno, Hatta, Syahrir, Agus Salim, Mohammad Roem, dan A.G. Pringgodigdo.

Mereka diterbangkan ke Prapat, Sumatera. Presiden Soekarno sebelum ditawan memberi kuasa kepada Safruddin Prawiranegara yang berada di Sumatera untuk membentuk pemerintahan darurat (Pemerintah Darurat Republik Indonesia/PDRI) di Bukit Tinggi (Sumatera Barat).

Dengan Agresi Militer II dapat dikatakan bahwa Belanda memperoleh kemenangan besar, karena dapat menangkap semua pucuk pimpinan RI. Tentara Belanda bergerak memasuki kota Yogyakarta dalam agresi militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948.

Tetapi, dengan aksi penawanan oleh Belanda tersebut ternyata RI tidak lenyap. Belanda harus
 berhadapan dengan pasukan gerilya yang kerap menyulitkan pihak Belanda. Kontak senjata dan diplomasi terus dilakukan.
Latar Belakang Agresi Militer Belanda 2 pada 1948
Gambar: Agresi Militer Belanda II

Serbuan Belanda atau Agresi Militer II mendapat reaksi masyarakat internasional. Pada tanggal
7 Februari 1949, suara simpati kepada Indonesia atas terjadinya serbuan Belanda datang dari Amerika Serikat.

Rasa simpati Amerika Serikat terhadap Indonesia diwujudkan dengan pernyataan-pernyataan sebagai berikut.
1. Amerika Serikat menghentikan semua bantuan kepada Belanda sampai negeri ini menghentikan permusuhannya dengan Indonesia.

2. Mendesak pihak Belanda supaya menarik pasukannya ke belakang garis status quo Renville. Membebaskan pemimpin-pemimpin Indonesia yang ditawan sejak 18 Desember 1948.

3. Mendesak Belanda untuk membuka kembali perundingan yang jujur dengan Indonesia atas dasar persetujuan Renville.

Rasa simpati dunia internasional tidak hanya datang dari Amerika Serikat, tetapi juga dari Rusia, Cina, Kolumbia, dan negara-negara anggota PBB lainnya.

Karena tekanan politik dan militer itulah akhirnya Belanda mau menerima perintah Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan agresinya.

0 Response to "Latar Belakang Agresi Militer Belanda 2 pada 1948"

Posting Komentar