Pembahasan kali ini adalah tentang cara menulis naskah drama berdasarkan cerpen, contoh naskah drama dari cerpen, contoh naskah drama berdasarkan cerpen, contoh teks cerpen, mengubah cerpen menjadi naskah drama, contoh teks drama singkat, contoh naskah drama singkat, contoh cerpen singkat, contoh naskah drama pendek, contoh naskah drama cerita rakyat dan naskah drama tentang pendidikan.
Karya sastra terdiri atas tiga macam, yaitu puisi, prosa, dan drama. Karya sastra prosa dapat diubah dalam bentuk drama, sebaliknya naskah drama dapat juga diubah menjadi prosa.
Hal ini dapat dilakukan karena keduanya memiliki unsur-unsur yang hampir sama, meski ada perbedaan yang mendasar. Unsur-unsur yang sama di antara keduanya misalnya tema, penokohan, latar, alur, dan pesan.
Pengubahan bentuk prosa ke dalam bentuk drama dapat kita saksikan dalam tayangan film atau sinetron yang banyak diangkat dari novel. Proses pembuatan film dari novel sebuah novel proses melalui pengubahan prosa berbentuk novel ke dalam naskah drama.
Prosa terdiri atas roman, novel, dan cerpen. Cerita pendek (cerpen) sebagaimana novel dapat diubah bentuknya menjadi naskah drama. Supaya pengubahan bentuk sastra ini berhasil, maka kita harus memahami isi cerpen yang akan kita ubah.
Selain itu, kita juga harus sudah memahami bentuk naskah drama. Naskah drama ditulis dalam bentuk dialog atau percakapan antarpelaku. Naskah drama ditulis untuk dipentaskan atau dipanggungkan.
Karena naskah drama ini dipentaskan, maka percakapan lebih banyak dibandingkan ceritanya. Mengubah cerpen menjadi teks drama menuntut kecermatan. Bahasa yang dipergunakan harus lugas.
Hal ini berbeda dengan bahasa novel yang cenderung panjang dan bertele-tele. Bahasa memiliki kaitan langsung dengan dialog. Dialog inilah yang akan diperankan dan diperagakan oleh pemain drama.
b. Cerpen dibagi menjadi beberapa bagian penting untuk kemudian diubah menjadi babak. Cerpen biasanya terdiri atas beberapa bagian.
Bagian-bagian itu memuat beberapa peristiwa penting yang melandasi cerita. Bab-bab yang tergolong penting itu selanjutnya diubah menjadi beberapa babak untuk memaparkan peristiwa-peristiwa tertentu.
c. Menyusun dialog berdasarkan konflik yang terjadi antartokoh. Tokohtokoh yang terdapat dalam cerpen biasanya dirangkai oleh suatu peristiwa yang didalamnya memiliki konflik-konflik. Konflik-konflik yang terjadi antartokoh tersebut diubah menjadi dialog.
d. Membuat deskripsi-deskripsi untuk menjelaskan latar, akting atau lighting.
Menjelang malam, terdengar ketukan di pintu. Ayah lalu masuk sambil menenteng bungkusan yang sangat besar. Wajah Ayah berseri-seri. Tetapi aku justru sembunyi di balik bantal. Aku tak berani memandang wajah Ayah yang berbinar-binar itu.
“Dewi!” sapa Ayah sambil duduk di pinggir tempat tidur. Aku tak berani menjawab. Aku tahu Ayah pasti sangat marah. Kemudian, terdengar suara Ibu yang juga ikut masuk ke kamarku.
“Dewi, bangun sayang!” kata Ibu sambil menyentuh pundakku.
“Masalah tidak akan selesai kalau kamu hanya sembunyi di balik bantal.”
Aku akhirnya menggeser bantalku. Sambil tertunduk, aku duduk di sisi Ayah. Dengan memberanikan diri, kupandang wajah Ayah yang tampak kecewa. Hatiku pedih.
“Maafkan Dewi, Yah!” kataku pelan. “Dewi terlalu banyak main. Jangan marah ya, Yah!” Ayah menghela nafas.
“Ayah tidak marah. Nilai rapormu, kan, laporan dari hasil kerjamu sendiri selama ini. Rapor-mu yang sebelumnya, kan, bagus. Sayang kalau hasil kerja kerasmu dulu itu jadi sia-sia,” ujar Ayah sambil tersenyum ramah. Aku terdiam.
Apabila teks cerita di atas diubah menjadi teks drama, maka perubahannya seperti berikut ini.
"Dewi masuk ke kamar dan merebahkan badan di tempat tidur. Pikirannya melayang. Yang membuatnya sedih adalah Ayahnya berjanji akan menghadiahi boneka beruang besar kalau nilainya tetap bagus.
Namun, dua hari lalu ia harus menerima nasib buruk. Rapor semester II-nya jeblok. Angka 5 tertera di barisan sejarah. Padahal di rapor sebelumnya ia menduduki peringkat ke-3. Ayahnya belum tahu hasil rapornya ini. Menjelang malam, terdengar ketukan di pintu.
Ayah Dewi lalu masuk sambil menenteng bungkusan yang sangat besar. Wajah Ayahnya berseriseri. Tetapi ia justru sembunyi di balik bantal. Dewi tak berani memandang wajah Ayah yang berbinar-binar itu."
Ayah : Dewi! (sambil duduk di pinggir tempat tidur. Dewi tak berani menjawab. Ia tahu Ayah pasti sangat marah. Kemudian, terdengar suara Ibu yang juga ikut masuk ke kamar Dewi.)
Ibu : Dewi, bangun sayang! (sambil menyentuh pundak Dewi) Masalah tidak akan selesai kalau kamu hanya sembunyi di balik bantal.
Dewi : (Dewi menggeser bantalnya. Sambil tertunduk, duduk di sisi Ayah. Dipandang wajah Ayah yang tampak kecewa. Hatinya pedih.) Maafkan Dewi, Yah! (pelan.) Dewi terlalu banyak main. Jangan marah ya, Yah! (Ayah menghela nafas.)
Ayah : Ayah tidak marah. Nilai rapormu, kan, laporan dari hasil kerjamu sendiri selama ini. Rapormu yang sebelumnya, kan, bagus. Sayang kalau hasil kerja kerasmu dulu itu jadi sia-sia. (sambil tersenyum ramah. Dewi terdiam.)
Amati perbedaan atau perubahan naskah cerpen menjadi teks drama di atas. Dalam teks drama penjelasan mengenai latar, akting maupun lighting ditulis dalam tanda kurung dengan dicetak miring. Antara tokoh dengan dialog dipisahkan dengan tanda titik dua ( : ), dicetak dengan jenis huruf normal. Perhatikan perubahan kata ganti dari naskah cerpen ke naskah drama di atas!
Karya sastra terdiri atas tiga macam, yaitu puisi, prosa, dan drama. Karya sastra prosa dapat diubah dalam bentuk drama, sebaliknya naskah drama dapat juga diubah menjadi prosa.
Hal ini dapat dilakukan karena keduanya memiliki unsur-unsur yang hampir sama, meski ada perbedaan yang mendasar. Unsur-unsur yang sama di antara keduanya misalnya tema, penokohan, latar, alur, dan pesan.
Pengubahan bentuk prosa ke dalam bentuk drama dapat kita saksikan dalam tayangan film atau sinetron yang banyak diangkat dari novel. Proses pembuatan film dari novel sebuah novel proses melalui pengubahan prosa berbentuk novel ke dalam naskah drama.
Prosa terdiri atas roman, novel, dan cerpen. Cerita pendek (cerpen) sebagaimana novel dapat diubah bentuknya menjadi naskah drama. Supaya pengubahan bentuk sastra ini berhasil, maka kita harus memahami isi cerpen yang akan kita ubah.
Selain itu, kita juga harus sudah memahami bentuk naskah drama. Naskah drama ditulis dalam bentuk dialog atau percakapan antarpelaku. Naskah drama ditulis untuk dipentaskan atau dipanggungkan.
Karena naskah drama ini dipentaskan, maka percakapan lebih banyak dibandingkan ceritanya. Mengubah cerpen menjadi teks drama menuntut kecermatan. Bahasa yang dipergunakan harus lugas.
Hal ini berbeda dengan bahasa novel yang cenderung panjang dan bertele-tele. Bahasa memiliki kaitan langsung dengan dialog. Dialog inilah yang akan diperankan dan diperagakan oleh pemain drama.
Langkah-langkah Mengubah Cerpen Menjadi Teks Drama
a. Menghayati tema cerpen. Tema merupakan ide pokok yang mendasari penarasian sebuah cerita. Berangkat dari tema dapat diketahui ide pokok sebuah cerita.b. Cerpen dibagi menjadi beberapa bagian penting untuk kemudian diubah menjadi babak. Cerpen biasanya terdiri atas beberapa bagian.
Bagian-bagian itu memuat beberapa peristiwa penting yang melandasi cerita. Bab-bab yang tergolong penting itu selanjutnya diubah menjadi beberapa babak untuk memaparkan peristiwa-peristiwa tertentu.
c. Menyusun dialog berdasarkan konflik yang terjadi antartokoh. Tokohtokoh yang terdapat dalam cerpen biasanya dirangkai oleh suatu peristiwa yang didalamnya memiliki konflik-konflik. Konflik-konflik yang terjadi antartokoh tersebut diubah menjadi dialog.
d. Membuat deskripsi-deskripsi untuk menjelaskan latar, akting atau lighting.
Gambar: Cara Pementasan Drama |
Contoh Naskah Drama Berdasarkan Cerpen
Perhatikan contoh teks cerpen berikut ini!***
Aku masuk ke kamar dan merebahkan badan di tempat tidur. Pikirkanku melayang. Yang membuatku sedih adalah Ayah berjanji akan menghadiahiku boneka beruang besar kalau nilaiku tetap bagus. Namun, dua hari lalu aku harus menerima nasib buruk. Rapor cawu II ku jeblok. Angka 5 tertera di barisan sejarah. Padahal di rapor sebelumnya aku menduduki peringkat ke- 3. Ayah belum tahu hasil raporku ini.Menjelang malam, terdengar ketukan di pintu. Ayah lalu masuk sambil menenteng bungkusan yang sangat besar. Wajah Ayah berseri-seri. Tetapi aku justru sembunyi di balik bantal. Aku tak berani memandang wajah Ayah yang berbinar-binar itu.
“Dewi!” sapa Ayah sambil duduk di pinggir tempat tidur. Aku tak berani menjawab. Aku tahu Ayah pasti sangat marah. Kemudian, terdengar suara Ibu yang juga ikut masuk ke kamarku.
“Dewi, bangun sayang!” kata Ibu sambil menyentuh pundakku.
“Masalah tidak akan selesai kalau kamu hanya sembunyi di balik bantal.”
Aku akhirnya menggeser bantalku. Sambil tertunduk, aku duduk di sisi Ayah. Dengan memberanikan diri, kupandang wajah Ayah yang tampak kecewa. Hatiku pedih.
“Maafkan Dewi, Yah!” kataku pelan. “Dewi terlalu banyak main. Jangan marah ya, Yah!” Ayah menghela nafas.
“Ayah tidak marah. Nilai rapormu, kan, laporan dari hasil kerjamu sendiri selama ini. Rapor-mu yang sebelumnya, kan, bagus. Sayang kalau hasil kerja kerasmu dulu itu jadi sia-sia,” ujar Ayah sambil tersenyum ramah. Aku terdiam.
***
Sumber: Bobo No. 52/XXIX Selasa, 7 Maret 2006
Apabila teks cerita di atas diubah menjadi teks drama, maka perubahannya seperti berikut ini.
"Dewi masuk ke kamar dan merebahkan badan di tempat tidur. Pikirannya melayang. Yang membuatnya sedih adalah Ayahnya berjanji akan menghadiahi boneka beruang besar kalau nilainya tetap bagus.
Namun, dua hari lalu ia harus menerima nasib buruk. Rapor semester II-nya jeblok. Angka 5 tertera di barisan sejarah. Padahal di rapor sebelumnya ia menduduki peringkat ke-3. Ayahnya belum tahu hasil rapornya ini. Menjelang malam, terdengar ketukan di pintu.
Ayah Dewi lalu masuk sambil menenteng bungkusan yang sangat besar. Wajah Ayahnya berseriseri. Tetapi ia justru sembunyi di balik bantal. Dewi tak berani memandang wajah Ayah yang berbinar-binar itu."
Ayah : Dewi! (sambil duduk di pinggir tempat tidur. Dewi tak berani menjawab. Ia tahu Ayah pasti sangat marah. Kemudian, terdengar suara Ibu yang juga ikut masuk ke kamar Dewi.)
Ibu : Dewi, bangun sayang! (sambil menyentuh pundak Dewi) Masalah tidak akan selesai kalau kamu hanya sembunyi di balik bantal.
Dewi : (Dewi menggeser bantalnya. Sambil tertunduk, duduk di sisi Ayah. Dipandang wajah Ayah yang tampak kecewa. Hatinya pedih.) Maafkan Dewi, Yah! (pelan.) Dewi terlalu banyak main. Jangan marah ya, Yah! (Ayah menghela nafas.)
Ayah : Ayah tidak marah. Nilai rapormu, kan, laporan dari hasil kerjamu sendiri selama ini. Rapormu yang sebelumnya, kan, bagus. Sayang kalau hasil kerja kerasmu dulu itu jadi sia-sia. (sambil tersenyum ramah. Dewi terdiam.)
Amati perbedaan atau perubahan naskah cerpen menjadi teks drama di atas. Dalam teks drama penjelasan mengenai latar, akting maupun lighting ditulis dalam tanda kurung dengan dicetak miring. Antara tokoh dengan dialog dipisahkan dengan tanda titik dua ( : ), dicetak dengan jenis huruf normal. Perhatikan perubahan kata ganti dari naskah cerpen ke naskah drama di atas!
0 Response to "Panduan Langkah-langkah Cara Mengubah Cerpen Menjadi Naskah Drama dan Contoh Naskah Drama Berdasarkan Cerpen"
Posting Komentar