Berikut ini merupakan pembahasan tentang sejarah uang di dunia, sejarah timbulnya uang, sejarah mata uang dunia, sejarah lahirnya uang, sejarah terjadinya uang, sejarah munculnya uang, uang koin pertama kali muncul dimana, sejarah uang kertas di dunia, sejarah uang logam di dunia, sejarah sistem barter.
Kebudayaan masyarakat masih sangat sederhana, sehingga hasil kebudayaannya pun sangat terbatas. Di dalam masyarakat yang sangat sederhana (primitif), orang belum mengenal atau menggunakan uang sebagai alat tukar.
Pada masyarakat tradisional itu tiap orang berusaha menghasilkan sendiri apa yang dibutuhkannya. Sesuatu yang dihasilkan dari berburu, menangkap ikan, mengambil hasil hutan, dan bertani, langsung dikonsumsi oleh anggota keluarganya.
Dengan kata lain, antara produksi dan konsumsi tidak ada pemisahan. Mereka bertindak sebagai produsen (penghasil) sekaligus sebagai konsumen (pemakai).
Mereka hidup menyendiri dan berkelompok dalam suasana kekeluargaan di lingkunga yang terisolir. Setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan kemampuannya sendiri.
Kebudayaan manusia lambat laun berkembang. Seiring dengan perkembangan itu, berkembang pula kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia semakin beraneka ragam bentuknya.
Akibatnya, manusia tidak lagi mampu memenuhi seluruh kebutuhannya dengan hasil karyanya sendiri, apalagi tidak semua kebutuhan dapat langsung diambil dari alam.
Ketidakmampuan untuk memenuhi semua kebutuhan sendiri mendorong orang untuk berpikir, bagaimana caranya agar kebutuhannya dapat dipenuhi.
Itulah sebabnya orang mulai mencari partner kerja sama, dengan tujuan untuk saling menguntungkan. Mereka saling menukarkan harta miliknya sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi.
Orang yang mempunyai telur dan memerlukan beras, mencari partner yang mempunyai beras dan sekaligus memerlukan telur. Bila pemilik telur yang memerlukan beras itu menemukan orang yang mempunyai beras dan membutuhkan telur, maka terjadilah tukar-menukar barang antara orang satu dengan orang yang lain.
Dengan demikian, kegiatan perekonomian dilakukan dengan cara langsung tukar-menukar barang. Dalam perekonomian disebut sistem barter.
Baca selengkapnya: Pengertian sistem Barter dan Kesulitan-kesulitannya
Bangsa Mesir kuno dahulu, memakai gelang dan cincin sebagai uang. Inggris kuno dan negara-negara lainnya memakai potongan besi. Sedangkan bangsa Indian di Amerika menggunakan tiram sebagai uang.
Pertukaran langsung barang dengan barang ternyata menghadapi banyak kesulitan. Oleh karena itu, diperlukan barang perantara yang dapat memudahkan pertukaran.
Baca selengkapnya: Pengertian uang logan dan sejarahnya lengkap
Uang kertas ini diterima sebagai alat pembayaran yang sah karena berdasarkan pada kepercayaan masyarakat terhadap badan yang mengeluarkan uang itu. Atas kepercayaan itu kertas yang telah dijadikan uang itu disebut uang fiduciair (fiducio =kepercayaan).
Jadi, uang kertas ini berdasarkan pada kepercayaan masyarakat. Dengan mencetak uang kertas, pemerintah dapat menghemat biayabiaya pembuatan uang. Sebab dengan uang emas dan perak, mahal harganya, sangat jarang, dan sukar didapat.
Dengan mencetak uang kertas sebagai alat bayar, logam-logam tersebut dapat digunakan untuk keperluan lain, misalnya untuk industri. Lagipula jika keperluan alat bayar bertambah, maka keperluan itu mudah dipenuhi.
Jadi, harus seimbang dengan kebutuhan barang-barang yang tersedia dan penerimaan-penerimaan negara. Mengapa pemerintah mengedarkan uang kertas?
Bukankah mata uang logam sudah diterima oleh masyarakat? Bila kita menyelesaikan transaksi-transaksi kecil dengan menggunakan uang logam mulia, umumnya kita tidak mengalami kesulitan, misalnya membeli pakaian satu stel.
Akan tetapi, kalau kita menyelesaikan transaksi besar dengan menggunakan mata uang logam mulia, kita akan mengalami kesulitan.
Uang giral merupakan tagihan kepada bank (demand deposit) atau rekening koran yang dapat dicairkan dengan menggunakan cek dan giro.
Bila seseorang atau suatu perusahaan menitipkan uang kepada sebuah bank, pembayaran dengan uang itu, dikatakan orang atau perusahaan tersebut membuka rekening koran (koran= courant =berjalan) pada bank tersebut.
Dengan demikian, bentuk uang berubah: dari lembaran-lembaran uang kertas menjadi uang giral (berupa catatan dalam buku-buku bank). Rekening bank ini tetap mempunyai sifat uang, karena
orang dapat membayar pihak lain dengan uang itu.
Hanya cara pembayaran menjadi lain: pembayaran dilakukan dengan perantaraan surat yang disebut cek, yaitu surat perintah kepada bank untuk membayar sejumlah uang dari rekening tersebut kepada orang yang disebutkan pada cek itu dapat diuangkan (=ditukar dengan uang).
Bila kedua belah pihak mempunyai rekening bank, maka pembayaran utang dapat diselesaikan dengan pemindahbukuan, artinya melulu dengan pencatatan dalam pembukuan bank. Jumlah yang harus dibayar oleh A dikurangkan dari rekeningnya di bank dan ditambahkan pada rekening B.
Untuk itu dipergunakan surat yang disebut bilyet giro. yaitu surat perintah membayar dengan jalan
pemindahbukuan. Dalam hal ini pembayaran sudah sama sekali tidak lagi mempergunakan “mata uang” yang berwujud “uang” atau barang material.
Uang giral pada masa sekarang berkembang lebih luas dengan terciptanya kartu kredit, traveller’s checks dan kartu ATM yang dapat digunakan juga sebagai alat berbelanja pada toko-toko tertentu.
Tahapan Sejarah lahirnya uang
Uang yang kita kenal sekarang memiliki sejarah yang panjang. Perkembangan uang dapat dibagi dalam tiga tahap.- Tahap pertama, orang memakai cara barter.
- Tahap kedua, orang menggunakan benda uang sebagai alat tukar.
- Tahap ketiga, orang menggunakan uang sebagai alat tukar.
Tabel: Tahapan Sejarah Uang |
a. Perekonomian barter
Dahulu manusia hidup secara nomaden (berpindah-pindah) atau semi nomaden. Segala kebutuhan hidupnya diperoleh dari alam, baik langsung maupun tidak langsung.Kebudayaan masyarakat masih sangat sederhana, sehingga hasil kebudayaannya pun sangat terbatas. Di dalam masyarakat yang sangat sederhana (primitif), orang belum mengenal atau menggunakan uang sebagai alat tukar.
Pada masyarakat tradisional itu tiap orang berusaha menghasilkan sendiri apa yang dibutuhkannya. Sesuatu yang dihasilkan dari berburu, menangkap ikan, mengambil hasil hutan, dan bertani, langsung dikonsumsi oleh anggota keluarganya.
Dengan kata lain, antara produksi dan konsumsi tidak ada pemisahan. Mereka bertindak sebagai produsen (penghasil) sekaligus sebagai konsumen (pemakai).
Mereka hidup menyendiri dan berkelompok dalam suasana kekeluargaan di lingkunga yang terisolir. Setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan kemampuannya sendiri.
Kebudayaan manusia lambat laun berkembang. Seiring dengan perkembangan itu, berkembang pula kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia semakin beraneka ragam bentuknya.
Akibatnya, manusia tidak lagi mampu memenuhi seluruh kebutuhannya dengan hasil karyanya sendiri, apalagi tidak semua kebutuhan dapat langsung diambil dari alam.
Ketidakmampuan untuk memenuhi semua kebutuhan sendiri mendorong orang untuk berpikir, bagaimana caranya agar kebutuhannya dapat dipenuhi.
Itulah sebabnya orang mulai mencari partner kerja sama, dengan tujuan untuk saling menguntungkan. Mereka saling menukarkan harta miliknya sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi.
Orang yang mempunyai telur dan memerlukan beras, mencari partner yang mempunyai beras dan sekaligus memerlukan telur. Bila pemilik telur yang memerlukan beras itu menemukan orang yang mempunyai beras dan membutuhkan telur, maka terjadilah tukar-menukar barang antara orang satu dengan orang yang lain.
Dengan demikian, kegiatan perekonomian dilakukan dengan cara langsung tukar-menukar barang. Dalam perekonomian disebut sistem barter.
Baca selengkapnya: Pengertian sistem Barter dan Kesulitan-kesulitannya
Gambar: Perekomian sistem barter |
b. Alat pertukaran berupa barang
Adanya berbagai macam kesulitan dalam perekonomian barter, menyebabkan masyarakat menetapkan benda atau barang sebagai alat perantara dalam pertukaran.Bangsa Mesir kuno dahulu, memakai gelang dan cincin sebagai uang. Inggris kuno dan negara-negara lainnya memakai potongan besi. Sedangkan bangsa Indian di Amerika menggunakan tiram sebagai uang.
Pertukaran langsung barang dengan barang ternyata menghadapi banyak kesulitan. Oleh karena itu, diperlukan barang perantara yang dapat memudahkan pertukaran.
c. Alat pertukaran berupa uang logam
Di antara barang-barang yang dipakai sebagai alat tukar, hanya logam mulia yang paling banyak dipakai sebagai alat tukar, karena logam mulia (emas dan perak) memiliki beberapa kelebihan.Baca selengkapnya: Pengertian uang logan dan sejarahnya lengkap
Gambar: Perkembangan Lahirnya Uang |
d. Uang kertas bank
Uang kertas adalah alat bayar yang sah untuk jumlah yang besar. Kebanyakan negara sekarang ini menganut sistem standar kertas, termasuk Indonesia. Dengan standar ini peredaran uang tidak lagi dihubungkan pada salah satu logam.Uang kertas ini diterima sebagai alat pembayaran yang sah karena berdasarkan pada kepercayaan masyarakat terhadap badan yang mengeluarkan uang itu. Atas kepercayaan itu kertas yang telah dijadikan uang itu disebut uang fiduciair (fiducio =kepercayaan).
Jadi, uang kertas ini berdasarkan pada kepercayaan masyarakat. Dengan mencetak uang kertas, pemerintah dapat menghemat biayabiaya pembuatan uang. Sebab dengan uang emas dan perak, mahal harganya, sangat jarang, dan sukar didapat.
Dengan mencetak uang kertas sebagai alat bayar, logam-logam tersebut dapat digunakan untuk keperluan lain, misalnya untuk industri. Lagipula jika keperluan alat bayar bertambah, maka keperluan itu mudah dipenuhi.
Selain itu, dengan uang kertas dapat dilakukan pembayaran-pembayaran dalam jumlah besar, dibandingkan dengan uang logam.Pengiriman uang pun mudah dilakukan dengan uang kertas. Pengeluaran uang kertas tidak boleh dilakukan sewenang- wenang oleh pemerintah, sebab akan timbul bahaya inflasi.
Jadi, harus seimbang dengan kebutuhan barang-barang yang tersedia dan penerimaan-penerimaan negara. Mengapa pemerintah mengedarkan uang kertas?
Bukankah mata uang logam sudah diterima oleh masyarakat? Bila kita menyelesaikan transaksi-transaksi kecil dengan menggunakan uang logam mulia, umumnya kita tidak mengalami kesulitan, misalnya membeli pakaian satu stel.
Akan tetapi, kalau kita menyelesaikan transaksi besar dengan menggunakan mata uang logam mulia, kita akan mengalami kesulitan.
e. Tahap uang giral
Perkembangan ekonomi modern tidak dapat lagi hanya mengandalkan uang tunai. Yang dibutuhkan adalah pembayaran yang cepat dan praktis. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka diciptakan uang giral (uang bank).Uang giral merupakan tagihan kepada bank (demand deposit) atau rekening koran yang dapat dicairkan dengan menggunakan cek dan giro.
Bila seseorang atau suatu perusahaan menitipkan uang kepada sebuah bank, pembayaran dengan uang itu, dikatakan orang atau perusahaan tersebut membuka rekening koran (koran= courant =berjalan) pada bank tersebut.
Dengan demikian, bentuk uang berubah: dari lembaran-lembaran uang kertas menjadi uang giral (berupa catatan dalam buku-buku bank). Rekening bank ini tetap mempunyai sifat uang, karena
orang dapat membayar pihak lain dengan uang itu.
Hanya cara pembayaran menjadi lain: pembayaran dilakukan dengan perantaraan surat yang disebut cek, yaitu surat perintah kepada bank untuk membayar sejumlah uang dari rekening tersebut kepada orang yang disebutkan pada cek itu dapat diuangkan (=ditukar dengan uang).
Bila kedua belah pihak mempunyai rekening bank, maka pembayaran utang dapat diselesaikan dengan pemindahbukuan, artinya melulu dengan pencatatan dalam pembukuan bank. Jumlah yang harus dibayar oleh A dikurangkan dari rekeningnya di bank dan ditambahkan pada rekening B.
Untuk itu dipergunakan surat yang disebut bilyet giro. yaitu surat perintah membayar dengan jalan
pemindahbukuan. Dalam hal ini pembayaran sudah sama sekali tidak lagi mempergunakan “mata uang” yang berwujud “uang” atau barang material.
Uang giral pada masa sekarang berkembang lebih luas dengan terciptanya kartu kredit, traveller’s checks dan kartu ATM yang dapat digunakan juga sebagai alat berbelanja pada toko-toko tertentu.
0 Response to "Sejarah Timbulnya Uang di Dunia"
Posting Komentar